Wednesday, June 3, 2015

Toyota Corolla Liftback, Hasil Tukar Guling

Mengincar besutan dream car back to 90s bisa lewat pengalaman tak terduga. Hal ini dialami Ardi Sugiarto yang belum lama rampung dengan proyek Suzuki Amenity 2 pintu alias coupe.
Belum juga puas mengelus Amenity coupe berkelir putih yang masih kinyis-kinyis, Ardi dihadapkan pilihan dilematis. Apalagi kalau bukan tawaran besutan dream car BT90s lain yang tak kalah menggoda.
 
ASLI MATIK

Amenity saya ditaksir anak Bandung yang kebetulan masih menyimpan Toyota Corolla Liftback, kenangnya. Setelah berembuk cukup alot, diputuskan untuk tukar guling antara Amenity dan Liftback.
Ada beberapa point yang membuat Ardi kesengsem dengan Liftback berlabel Sprinter ini. Pertama adalah varian yang terbilang langka karena terlahir dengan transmisi matik.
 
Pertimbangan kedua, Corolla Liftback versi built-up ini ternyata sudah mengusung pernik aksesori dan kelengkapan yang banyak berbeda dengan versi lokal.
Proses transaksi pun terbilang unik. Ardi yang sebelumnya tak pernah kenal dengan pemilik Liftback asal Bandung ini, memilih meeting point alias lokasi kopdar di sekitar gedung perkantoran Nestle di Pasar Minggu.

Setelah BBM-an secara intensif, akhirnya keduanya bertemu. Setelah saling berkenalan, dilanjutkan dengan cek fisik masing-masing mobil. Kesepakatn pun diraih. Hanya dalam waktu 1 jam, keduanya membawa mobil anyar setelah berukar guling.

Sempat terpikir, apakah keputusan yang diambil karyawan Mabua Harley-Davidson ini sudah tepat, mengingat kondisi Liftback yang masih setengah bahan. Sementara besutannya terbilang siap pakai.
Namun Ardi ogah pusing. Segera mainan baru yang terbilang langka ini dimasukkan ke bengkel

cat
. Apalagi kalau bukan di
cat
ulang dengan sistem oven.
Interiornya yang terlahir dengan warna biru, membuatnya mengambil keputusan untuk menyiram bodi dengan warna biru pula. Aksen blue on blue biar makin built-up, sahutnya. Pilihan warna jatuh ke biru gelap tanpa efek metalik
 
Sambil menunggu pekerjaan bodi selesai di bengkel O Menos, Ardi mulai bergerilya untuk melengkapi pernik-pernik yang belum ada. Bahkan pelek anyar dengan kondisi special order pun segera dipesan ke Rota Wheels.
Untuk pelek juga unik karena saya pesan yang belum ada lubang bautnya alias ngeblank, kelakar Ardi. Satu set Rota Wheels tipe Sleep Stream berkelir abu-abu tua lantas dilubangi ke tukang bubut sesuai PCD mobil berukuran 100.
Dibilang special order karena untuk ukuran 15 inci, pelek ukuran depan dan belakang memiliki offset dan lebar berbeda. Kondisi yang lazim pada pelek berukuran 17 inci ke atas.
Pelek depan berukuran 15×7 inci dengan offset 25 sementara belakang berukuran 15×8 inci dengan offset 30. Ardi lantas mengkombinasi pelek dengan ban Accelera Alpha 195/55-R15 untuk keempat pelek.
Pelek belakang yang mencapai 8 inci menjadikan ban sedikit ‘narik’ alias nge-donut sehingga ban belakang terlihat pas bersanding dengan bibir sepatbor. Jarang-jarang mobil Jepang seperti Corolla bisa dijejali dengan pelek 8 inci tanpa ngesrot, bisiknya.
Kaki-kaki pun akhirnya ikut dibenahi agar tongkrongan mobil enak dilihat. Per keong orisinal diganti dengan versi custom alias mencari kesamaan yang berukuran mirip namun lebih keras dan sedikit lebih ceper.
Sebagai teman di kolong sepatbor, sokbreker gas Kayaba Excel ‘G’ yang masih buatan Jepang mendukung kinerja keempat per keong. Lebih stiff tetapi masih enak kok buat harian, papar pria bertubuh germpal ini

Eksterior makin ‘komplet pake telur’ setelah pernik-pernik bernuansa JDM (Japanese Domestik Market) berdatangan ke bengkel. Kebetulan adik saya pilot dengan rute Jakarta-Malaysia, jadi makin gampang dapat barang di limbah Malaysia, bisiknya.
Tetapi Ardi tak ingin mobil hanya cakep di luar saja. Interior juga dibenahi dengan seabrek aksesori JDM yang tak ditemukan pada Corolla Liftback versi lokal.
Sebut saja seperti cluster spidometer khas Corolla GTi yang dilengkapi dengan penanda posisi transmisi versi matik. Ada lagi lampu door trim yang menyala saat pintu terbuka.
Bakal makin betah selama cruising di jalanan ibukota setelah Ardi menanamkan headunit double din Pioneer dan seperangkat aktif speakers merek Diamond.
Tetapi ini sebenarnya sebatas intermezzo saja karena Ardi prefer suara mesin dan knalpot menggelegar ketimbang alunan musik. Itu sebabnya mesin digarap serius dengan rumus balancing, porting dan polishing, lengkap dengan exhaust header berkonfigurasi custom 4-2-1 serta muffler free flow stainless steel.
Jangan kepincut mobil lain ya, Bro! (mobil.otomotifnet.com)

Data Spesifikasi
Interior:

- Standart (Blue Colour)/(Blue On Blue)
- Pioneer double din
- Speaker Diamond
- Spedoometer GTI OEM AE92
(Automatic Transmision Version)
- Door Trim Lamp
Eksterior:
- Solid Dark Blue Colour
- Bemper depan
(fog lamp on head lamp, signal lamp)
- AE92 Sprinter Grill with Emblem C***
- AE92 Sprinter Rear Garnish
- AE92 Signal Lamp
- AE92 Lips
- AE92 Side Skirt
- AE92 Retract Mirror (spion retract)
- Rear Pad (pad kaca belakang)
- Power Window (versi lokal masih engkol)
- Central Lock (versi lokal blom Central Lock)
Mesin:
- Stock Engine 4A-FE 1.600cc
(Over Haul, Engine Balance, Porting)
- Automatic Transmision
- Custom Header 4-2-1
- Custom Stainless Exhaust System
Kaki-kaki:
- Rota Slipstream, Grey Colour, 15×7 (depan),
15×8 (belakang)
- Ban Accelera Alpha 195/55/15
- Shockbreaker Kayaba EXCEL G Japan
- Custom coil spring

No comments:

Post a Comment